KESUSASTRAAN
ARAB II
AL QURAN DAN
SASTRA ARAB
OLEH
KELOMPOK VII
SITTI RAHMIA
(F41112266)
ZULFIANI
IDRIS (F41112903)
JURUSAN
SASTRA ARAB
FAKULTAS
SASTRA
UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah s.w.t yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah
kesusastraan Arab II ini telah disusun,
dan tak lupa shalawat dan taslim kita kirimkan pada junjungan kita nabi Muhammad s.a.w sebagai nabi terakhir yang
diutus kemuka bumi ini untuk umat manusia.
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini selain sebagai tugas juga sebagai bahan untuk
menambah ilmu para pembaca dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Penulis
menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak.Maka dari itu, diharapkan saran
dan kritikan dari pembaca untuk membangun makalah ini kedepannya.
Sekian dan
terimakasih
Makassar,
17 September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Telah kita
ketahui bahwa sastra Arab telah berkembang sebelum datangnya agama Islam. Namun
dengan datangnya Islam terjadi perubahan mendasar. Sebelum Islam sastra Arab
berkembang mengikuti tradisi lisan dan sedangkan sesudahnya sastra tulis yang
berkembang, kendati tidak dengan senirnya sastra lisan mati..Pada zaman
pra-Islam penyair menyampaikan syair yang mereka karang secara lisan. Hanya
beberapa penyair tertentu yang karya-karyanya direkam dalam bentuk tulisan.
Syair-syair itu biasanya ditulis atas kulit domba dan unta serta daun papirus
yang sudah dikeringkan.
Peran
kepemimpinan rasullah bersama khalafaurasidin di bawah panji islam telah
membawa bangsa arab kedalam bangsa yang mempunyai peradaban tinggi. Bangsa arab
sudah di beri pengarahan mengenai konsep pendidikan, dalam bidang bahasa bangsa
arab mendapatkan sumbangsih banyak pembendaharaan kata dalam al-Quran belum
lagi konstribusi tambahan keilmuan keilmuan bahasa seperti ilmu nahwu, sharaf,
ilmu qiroah dan sebagainya.
Bahasa arab
adalah salah satu bahasa yang memiliki peradaban tinggi karena salah satunya
merupakan bahasa Al Quran dan mendapat pengaruh besar dari kitab suci umat
islam baik dari segi struktur, style, dan perbendaharaan kata. Disamping itu Al
Quran memiliki nilai sastra tinggi yang menyebabkan kitab ini enak didengar
kalau dibaca oleh siapa saja.
Al Quran
merupakan kitab bahasa dan sastra terbesar hingga saat ini. Pada masa turunnya
kitab ini banyak sekali kaum intelektual dan bangsawan arab yang masuk islam
karena terperdaya oleh struktur bahasanya, keindahan uslubnya, retorika, dan
ijaznya membuat bangsa arab takjub.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
pengaruh Al Quran terhadap sastra arab?
2.
Bagaimana
pengaruh dan penyebaran karya sastra tersebut di dalam masyarakat ?
3.
Bagaimana
karakteristik karya sastra Arab setelah turunya Al Quran
4.
Siapakah
tokoh-tokoh muslim yang terkenal setelah turunnya Al Quran beserta syair-syairnya ?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Mengetahui
pengaruh Al Quran terhadap sastra Arab
2.
Mengetahui
pengaruh dan penyebaran sastra Arab tersebut di dalam masyarakat
3. Mengetahui karakteristik sastra
Arab setelah turunnya Al Quran beserta tokoh-tokohnya juga syair-ayairnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGARUH
AL QURAN TERHADAP SASTRA ARAB
Al Quran
membawa pengaruh yang begitu besar dan kemajuan yang signifikan terhadap
kehidupan bangsa arab pada saat itu.Al Quran menjadi landasan hidup orang islam
telah mendorong untuk mendalami ilmu pengetahuan dari berbagai cabang disiplin
ilmu, termasuk di dalamnya ilmu bahasa yang mempelajari
kesusastraan.Kesusastraan adalah semua aspek-aspek yang merupakan hasil dari
seni dan kreasi manusia yang berguna
untuk memberikan keindahan dan kelembutan dalam hubungan nilai-nilai sebuah
karya sastra, sehingga karya-karya tersebut akan mempengaruhi gejolak hati dan
nurani insan yang membaca dan memperhatikannya.
.
Sebelum
islam datang,kesusastraan Arab telah lama berkembang dengan pesatnya. Akan
tetapi, pada masa permulaan islam, isi dan semangat Arab itu mengalami
perubahan dari yang bercirikan seperti kepahlawanan suku, ungkapan kebanggaan
terhadap kabilahnya masing-masing dan garis keturunan mereka, ungkapan dendam
kesumat pada kabiah musuh, ada juga yang bersifat sajak-sajak ghazal yakni
sajak-sajak cinta an sajak-sajak pemujaan terhadap anggur (khamar) menjadi
berubah sesuai dengan ajaran tauhid yang di bawa oleh nabi Muhammad saw
ketengah-tengah masyarakat Arab pada saat itu.
Islam pada
waktu itu hanya mengarahkan sastra terutama genre puisi dan para penyair kepada
maksud dan cara yang baik untuk mempromosikan kebajikan, kearifan, dan
kemulyaan sesuai dengan koridor islam. Melihat puisi pada saat itu sebagai
media yang baik untuk
mempromosikan
itu semua maka islam membatasi karya puisi dan karya sastra yang lainnya demi
tujuan dakwah dan untuk kebaikan bersama.
Islam
membolehkan genre puisi seperti madh yang ditunjukkan untuk memuji kepada Allah
dan Rasul-Nya, amsal yang mengandung peribahasa yang baik , puisi hikmah yang
merupakan puisi nasehat untuk menteru kepada kebaikan ataupun khutbah-khutbah yang mengandung nilai
moralitas yang tinggi. Disamping itu islam memandang buruk apabila puisi
digunakan sebagai ajang mencela, membangggakan diri dan menggembor hawa nafsu
yang cenderumg menimbulkan permusuhan dan kerusakan.
Pada masa
khulafaurrasyidin Al Quran dijadikan sebagai inspirasi sebagai kegiatan
sastra,hal ini menunjukkan bahwa di dalam Al Quran banyak terkandung
nilai-nilai sastra. Karya ini dipakai untuk melakukan dakwah dalam bentuk lisan
(pidato), yang memerlukan bahasa yang indah, fungsi sastra dijadikan alat untuk
dakwah ( politik komunikasi).
2.
PENGARUH
DAN PENYEBARAN KARYA SASTRA ARAB SETELAH TURUNNYA
2.1.
Al
Quran di dalam Masyarakat.
Al Quran
mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan dan penyebaran bahasa arab.
Al-Quran merupakan pemersatu lahjah-lahjah arab dalam lahjah quraish. Juga
Al-Quran merupakan bahasa arab dari kerusakan, kemusnahan, dan menjadikan
kekekalan bahasa arab. Tidak hanya itu Al-Quran menjadi penyebab bahasa arab
diseluruh dunia terutama pada daerah-daerah taklukan pasukan muslimin. Yang
lebih penting dari itu semua Al-Quran menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya
ilmu-ilmu bahasa dan sastra arab seperti, ilmu nahwy, shorof, ilmu lugoh, ilmu
ulsub, balagoh dan sebagainya. Dengan lahirnya ilmu tersebut bahasa arab
menjadi lebih baik, mempunyai struktur dan sistematika yang jelas, terhindar
dari kerusakan laha, terutama berbaur dengan dialek azam dan perkawinan
campuran (mawali).
Bahasa dan
sastra alquran menjadi popular, membumi dan memasyarakat diseeluruh kabilah
arab terutama pada daerah-daerah yang telah dimasuki islam. Ketika mereka
membacakan puisi-puisi dan berorasi politik masyarakat saat itu sangat
terpengaruh olehnya. Dengan demikian bahasa Al Quran saat itu telah
mempengaruhi bangsa arab secara totalitas dalam kehidupan mereka sehari hari.
Disamping itu bahasa alquran telah membudidayakan masyarakat saat itu dan
menjadi bahasa mashur untuk berkomunikasi dan berinteraksi diantara mereka. Dan
ketika berkarya sastra imajinasi merekapun sangat terilhami olehnya.
Al-Quran
merupakan kitab bahasa dan mengadung nilai sastra yang tinggi dan memiliki
bahasa yang sangat tinggi. Sehingga banyak penyair yang selalu memuja
syair-syairnya dan dianggap ulama saat itu pun tersihir dan meninggalkan
syairnya. Disebabkan ketakjubannya terhadap Al-quran, banyak sekali penyair meninggalkan
syairnya, berhenti dari propesinya sebagai penyair dan berpindah untuk membaca
Al-Quran dan menghafalkannya. Kejadian itu terjadi pada labid bin rabi’ah
seorang penyair dari nasab mua’laqot yang datang kepada rasul untuk masuk islam
bahkan karena keseriusannya masuk islam dan mempelajari Al-Quran ia enggan
untuk bersyair lagi.
3.
KARAKTERISTIK
SASTRA ARAB SETELAH TURUNNYA AL QURAN
3.1.
Bertambah
halus bahasa sastra tersebut
Jika diamati keberadaan bahasa Arab pada masa
jahiliah, jauh berbeda setelah turunnya Al Quran di tengah-tengah bangsa Arab.
Bila bahasa Arab pada masa jahiliah masih sangat kasar didengar. Pada masa
turunnya Al Quran para penyair banyak mengambil tata cara dan etika penyusunan
kalimat dari kitab suci Al Quran yang telah diakui akan kehalusan dan
ketinggian sastranya.
Mereka terpesona dengan
kandunan Al Quran dan semakin gemar untuk membacanya dari Al Quran mereka
seakan mendapat satu kekuatan dan kewibawaan, hingga terus menerus dibaca dan
dihapal.
Dari kemukjizatan Al Quran itulah mereka
tersadar,hingga tidak sedikit diantara mereka baik yang awam maupun kalangan
penyair yang memeluk agama islam. Dari Al Quran itu pulalah para penyair banyak
belajar akan seni keindahan dan kehalusan pemakaian bahasa sastranya.
3.2.
Bertambah
Luas Pemakaian Bahasa Arab
Adanya
perluasan daerah kaum muslim ke penjuru dunia menyebabkan adanya suatu
percampuran antara bangsa Arab dan bangsa lain.secara otomatis akan membawa
pengaruh besar dalam pemakaian bahasa Arab khususnya dikalangan bangsa yang
masuk islam.
3.3.
Bertambah
Tinggi Nilai Sastranya
Bangsa arab
yang hidup di zaman jahiliyah sangat mendambakan ketinggian nilai sastra,
sebeba mereka mempunyai gairah yang besar sekali terhadap yang dihasilkan oleh
para penyair.
Mereka
sering mengadakan perlombaan syair maupun puisi pada setiap tahun untuk
menentukan syair atau puisi siapakah yang paling baik dan indah sastranya.
Untuk dapat
mengalahkan keahlian mereka, dan menghindari mereka dari kesombongan, sengaja
Allah menurunkan mukjizatnya berupa Al Quran sebagai standar bahasa. Adapun
yang dimaksud kemukjizatan Al Quran bukan berarti melemahkan manusia, akan
tetapi untuk menjelaskan kepada manusia kebenaran kitab Al Quran dan Rasul yang
membawanya adalah Rasul yang benar.
Ada tiga hal
dari bahasa Arab yang secara signifikan telah mendapatkan pengaruh Al-Qur'an, yaitu:
1) Materi dan Isi Bahasa (Arab)
Al-Qur'an
2)
Memperkaya
kosa kata bahasa Arab
3) Pengaruh struktur dan gaya bahasa
Al-Qur'an
4.
TOKOH-TOKOH
PENYAIR ISLAM
Banyak
penyair-penyair di zaman jahiliyah yang memeluk agama islam, karena keyakinan
yang bulat dan bahkan menjadi pembela rasul yang setia.Tidak hanya itu mereka
sangat takjub dengan kehebatan qualitas Al Quran,akhirnya Al Walid pun resmi
masuk islam begitu juga dengan Umar bin khattab yang awalnya sangat menentang
ajaran Rasulullah kini telah masuk islam karena tertegun dan terpana ketika
mendengar bacaan Al Quran. Di antara penyair tersebut adalah Hassan bin Tsabit,
Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rawahah dan lain-lain. Rasulullah sangat
menghargai para penyair baik dizaman jahiliyah maupun tidak. Khususnya para penyair yang memeluk agama islam, diberi
kedudukan yang besar dan layak.
4.1.
Hassan Bin Tsabit
Hassan bin Tsabit,
dialah penyair yang sangat termasyhur dizaman Rasulullah. Isi dan syairnya
sangat berbeda sekali sebelum ia memeluk islam. Kedatangan islam telah banyak
memberi inspirasi terhadap syair-syairnya. Salah satu diantara syairnya.
و أحسن منك لم تركت عبنى
وأجمل منك لم تلد النسا ء
Yang lebih
bagus dari padamu,
Tiada pernah
matamu melihat.
Yang lebih
cantik dari padamu,
Tiada pernah
dilahirkan oleh wanita.
Kemudian dia
membuat kenangan lagi setelah Rasulullah wafat
فبكى رسول الله يا عين عبرة
ولأ يعرفنك الد هر د معك يجم د
Biarlah
meleleh air matamu,
Hai yang
menangisi rasulullah
Jangan
engkau perkenalkan kepada masa,
Airmu pernah
kering
(Fuad
Said,1984:55)
4.2.
Abdullah bin Rawahah
Ia berasal
dari Bani Khazraj, Madinah dari golongan Anshar. Seorang sahabat yang piawai
baca tulis dan menggubah puisi indah. Dari lidahnya yang fasih, dengan mudah
untaian bait-bait syair indah mengalir lancar. Sebuah kecakapan yang langka
dikalangan para sahabat kala itu. Abdullah memeluk Islam usai mengikuti
peristiwa Ba’iah Aqabah Ula bersama belasan sahabat lainnya. Setahun
berikutnya, ia juga mengikuti Bai'ah Aqabah Tsani bersama dengan 73 orang
lainnya. Abdullah juga tercatat tak pernah ketinggalan dalam urusan jihad
bersama kaum muslimin.
Suatu hari
Nabi pernah bertanya kepada Abdullah bin Rawahah, apa yang ia lakukan ketika
hendak mengucapkan syair. Abdullah menjawab, “Kurenungkan dulu, lalu
kuucapkan.” Setelah itu Abdullah langsung memuji Nabi melalui syair-syairnya
yang indah.
Selain
pandai mengolah kata, Abdullah juga terkenal dengan kemampuan olah pedangnya.
Tak heran ia ditunjuk menjadi panglima perang ketiga pada perang Mu’tah.
Abdullah akhirnya gugur pada peristiwa itu menyusul Zaid bin Haritsah dan
Ja’far bin Abi Thalib. Sambil bersimbah darah, Abdullah bin Rawahah masih
sempat melantunkan sebuah syair.
“Wahai jiwaku,
Sekiranya engkau tidak gugur di
medan perang, engkau tetap akan mati
Inilah merpati kematian telah
menyambutmu
Apa yang engkau idam-idamkan
telah engkau peroleh
Jika engkau ikuti jejak keduanya
(dua pamglima sebelumnya)
Engkau beruntung sebagai panglima
sejati
Jika engkau mundur pasti sengsara
dan rugi.”
4.3.
Lubaid
Pada zaman
jahiliyah puisi-puisinya banyak membicarakan seputar pujian (madah), mencaci
atau mengejek (hijja’), bahkan banyak dari puisinya yang berisikan kebanggaan
terhadap kaumnya.seperti yang terdapat dalam kutipan puisi berikut :
“Bila beberapa kabilah sedang berkumpul,maka
kaumku akan menandingi mereka dalam berdebat ataupun bertanding.
Kaumku adalah pembagi yang adil,yang
memberikan hak keluarganya, dan kaumku adalah sangat pemarah kepada siapapun
yang merampas hak keluarganya.
Kaumku menolong dengan suka rela karena suka
menolong, suka memaafkan dan suka pada suatu kemuliaan.
Kaumku berasal dari keturunan yang suka pada
kemuliaan, dan bagi setiap kaum pasti mempunyai adat dan pemimpin sendiri.
Kaumku tidak pernah merusak kehormatannya dan
tidak sukaa mengotori budi pekertinya, karena mereka tidak senang mengikuti
hawa nafsu.
Bila keluarganya sedang tertimpa musibah
mereka akan membantu,merekalah pahlawan bila keluarga sedang terserang dan
merekalah yang akan menundukkan musuh.
Kaumku adalah penolong bagi siapapun yang
meminta pertolongan, dan pembantu bagi janda yang tertimpa kemalanga”.
Kemudian, pada masa permulaan islam
puisi-puisinya sudah banyak terpengaruh oleh gaya bahasa Al Quran dan isinya
banyak mengandung ajaran-ajaran yang bernafaskan islam, dikarenakan setelah
memasuki islam, Lubaid lebih tekun mempelajari ajaran-ajaran agama islam yang
terkandung dalam ayat-ayat suci Al Quran, seperti dalam suatu bait-bait
puisinya yang menerangkan keimannya terhadap hari kebangkitan :
الا
كلّ شيئ ما خلا الله با طل
و
كلّ نعيم لا محا لة زائل
و
كلّ أنا س سوف تدخل بينهم
دو
يهية تصفر منها الأ نا مل
و
كلّ امر ئ يوما سيعلم غيبه
إذا
كشفت عند الا له الحصا ئا ل
Sesungguhnya segala sesuatu
selain allah pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna
Dan pada suatu saat, setiap orang
pasti akan didatangi oeh maut yang memutihkan jari-jari.
Setiap orang kelak pada suatu
hari pasti akan mengetahui amalannya jika telah dibuka catatannya di sisi
tuhan.
4.4.
Ali bin Abi Tholib
Ali bin Abi
Thalib salah satu tokoh terkenal dengan gaya pidatonya. Khalifah Al-Rayidin
semuanya menghargai syair. Khalifah umar diwajtu senggang mendengarkan syair,
Khalifah Ali bukan saja suka kepada syair akan tetapi dia sendiri adalah
penyair besar dunia islam.
Tiga puluh
tahun pertama sejak berdirinya islam telah dilalui sebagai masa penaklukan.
Islam telah mendapat tempatnya dinegara-negara Arab, Syria, Palestina, Iran,
Mesir, Afrika Utara.
Dua puluh
lima tahun kemudian, Ali diangkat menjadi khalifah, sebelum menjadi khalifah
dia memperdalam pengetahuan agama dan filsafat. Jadilah ia seorang penyair
ternama, ahli pidato, pahlawan, dan ahli filosof.
أشد
د حيا ز اللموت
فأ
ن للموت لا قيك
ولا
تجذ عمن للموت
اذا
حل بو اديكا
Teguhkanlah hatimu dalam
menghadapi kematian
Sesungguhnya kematian akan
menjemputmu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian
materi di atas dapat dipahami bahwa Al Quran memegang peranan penting dalam
perkembangan kesusastraan Arab. Dimana Al Quran memberikan nuansa baru terhadap
sastra arab pada saat itu yakni dengan ketinggian bahasa dan sastranya Al Quran
dikagumi oleh banyak penyair maupun masyarakat awam. Sehingga, banyak diantara
mereka yang tersadarkan oleh Al Quran dan kembali kepada ajaran tauhid.
Sehingga, ketika mereka membuat karya sastra hati mereka selalu terpaut dengan
Al Quran. Syair-syair yang dihasilkan adalah untuk kemaslahatan umat seperti
lewat syair mereka berdakwah dan mengobarkan semangat para mujahidin dalam
medan peran.
B.
SARAN
Penyusun
merasa memili banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga,
diharapkan para pembaca tidak terpaku pada materi ini saja. Sesungguhnya
makalah ini dihadirkan hanyalah sebagai bahan pendamping mahasiswa dalam
menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait dengan kesusastraan Arab.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Fuad
Said,H.1984.Pengantar Sastra Arab.Medan.Pustaka Babusalam.
-
Haeruddin,
2011. Materi Kuliah Kesusastraan Arab I. Makassar Universitas Hasanuddin.
-
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1643/1/arab-khairawati.pdf