Kamis, 12 Februari 2015

MAKALAH AL QURAN DAN SASTRA ARAB

KESUSASTRAAN ARAB II
AL QURAN DAN SASTRA ARAB



OLEH

KELOMPOK VII

SITTI RAHMIA (F41112266)
ZULFIANI IDRIS (F41112903)

JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah s.w.t yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah kesusastraan  Arab II ini telah disusun, dan tak lupa shalawat dan taslim kita kirimkan pada junjungan kita nabi  Muhammad s.a.w sebagai nabi terakhir yang diutus kemuka bumi ini untuk umat manusia.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini selain sebagai tugas juga sebagai bahan untuk menambah ilmu para pembaca dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya.

Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak.Maka dari itu, diharapkan saran dan kritikan dari pembaca untuk membangun makalah ini kedepannya.
Sekian dan terimakasih


Makassar, 17  September 2013

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Telah kita ketahui bahwa sastra Arab telah berkembang sebelum datangnya agama Islam. Namun dengan datangnya Islam terjadi perubahan mendasar. Sebelum Islam sastra Arab berkembang mengikuti tradisi lisan dan sedangkan sesudahnya sastra tulis yang berkembang, kendati tidak dengan senirnya sastra lisan mati..Pada zaman pra-Islam penyair menyampaikan syair yang mereka karang secara lisan. Hanya beberapa penyair tertentu yang karya-karyanya direkam dalam bentuk tulisan. Syair-syair itu biasanya ditulis atas kulit domba dan unta serta daun papirus yang sudah dikeringkan.

Peran kepemimpinan rasullah bersama khalafaurasidin di bawah panji islam telah membawa bangsa arab kedalam bangsa yang mempunyai peradaban tinggi. Bangsa arab sudah di beri pengarahan mengenai konsep pendidikan, dalam bidang bahasa bangsa arab mendapatkan sumbangsih banyak pembendaharaan kata dalam al-Quran belum lagi konstribusi tambahan keilmuan keilmuan bahasa seperti ilmu nahwu, sharaf, ilmu qiroah dan sebagainya.

Bahasa arab adalah salah satu bahasa yang memiliki peradaban tinggi karena salah satunya merupakan bahasa Al Quran dan mendapat pengaruh besar dari kitab suci umat islam baik dari segi struktur, style, dan perbendaharaan kata. Disamping itu Al Quran memiliki nilai sastra tinggi yang menyebabkan kitab ini enak didengar kalau dibaca oleh siapa saja.

Al Quran merupakan kitab bahasa dan sastra terbesar hingga saat ini. Pada masa turunnya kitab ini banyak sekali kaum intelektual dan bangsawan arab yang masuk islam karena terperdaya oleh struktur bahasanya, keindahan uslubnya, retorika, dan ijaznya membuat bangsa arab takjub.

B.      RUMUSAN MASALAH
1.       Bagaimana pengaruh Al Quran terhadap sastra arab?
2.       Bagaimana pengaruh dan penyebaran karya sastra tersebut di dalam masyarakat ?
3.       Bagaimana karakteristik karya sastra Arab setelah turunya Al Quran
4.       Siapakah tokoh-tokoh muslim yang terkenal setelah turunnya Al Quran beserta   syair-syairnya ?

C.       TUJUAN PENULISAN
1.       Mengetahui pengaruh Al Quran terhadap sastra Arab
2.       Mengetahui pengaruh dan penyebaran sastra Arab tersebut di dalam masyarakat
3.       Mengetahui karakteristik sastra Arab setelah turunnya Al Quran beserta tokoh-tokohnya juga syair-ayairnya.




BAB II
PEMBAHASAN

1.       PENGARUH AL QURAN TERHADAP SASTRA ARAB

Al Quran membawa pengaruh yang begitu besar dan kemajuan yang signifikan terhadap kehidupan bangsa arab pada saat itu.Al Quran menjadi landasan hidup orang islam telah mendorong untuk mendalami ilmu pengetahuan dari berbagai cabang disiplin ilmu, termasuk di dalamnya ilmu bahasa yang mempelajari kesusastraan.Kesusastraan adalah semua aspek-aspek yang merupakan hasil dari seni dan kreasi  manusia yang berguna untuk memberikan keindahan dan kelembutan dalam hubungan nilai-nilai sebuah karya sastra, sehingga karya-karya tersebut akan mempengaruhi gejolak hati dan nurani insan yang membaca dan memperhatikannya.
                                                                           .
Sebelum islam datang,kesusastraan Arab telah lama berkembang dengan pesatnya. Akan tetapi, pada masa permulaan islam, isi dan semangat Arab itu mengalami perubahan dari yang bercirikan seperti kepahlawanan suku, ungkapan kebanggaan terhadap kabilahnya masing-masing dan garis keturunan mereka, ungkapan dendam kesumat pada kabiah musuh, ada juga yang bersifat sajak-sajak ghazal yakni sajak-sajak cinta an sajak-sajak pemujaan terhadap anggur (khamar) menjadi berubah sesuai dengan ajaran tauhid yang di bawa oleh nabi Muhammad saw ketengah-tengah masyarakat Arab pada saat itu.

Islam pada waktu itu hanya mengarahkan sastra terutama genre puisi dan para penyair kepada maksud dan cara yang baik untuk mempromosikan kebajikan, kearifan, dan kemulyaan sesuai dengan koridor islam. Melihat puisi pada saat itu sebagai media yang baik untuk
mempromosikan itu semua maka islam membatasi karya puisi dan karya sastra yang lainnya demi tujuan dakwah dan untuk kebaikan bersama.

Islam membolehkan genre puisi seperti madh yang ditunjukkan untuk memuji kepada Allah dan Rasul-Nya, amsal yang mengandung peribahasa yang baik , puisi hikmah yang merupakan puisi nasehat untuk menteru kepada kebaikan  ataupun khutbah-khutbah yang mengandung nilai moralitas yang tinggi. Disamping itu islam memandang buruk apabila puisi digunakan sebagai ajang mencela, membangggakan diri dan menggembor hawa nafsu yang cenderumg menimbulkan permusuhan dan kerusakan.

Pada masa khulafaurrasyidin Al Quran dijadikan sebagai inspirasi sebagai kegiatan sastra,hal ini menunjukkan bahwa di dalam Al Quran banyak terkandung nilai-nilai sastra. Karya ini dipakai untuk melakukan dakwah dalam bentuk lisan (pidato), yang memerlukan bahasa yang indah, fungsi sastra dijadikan alat untuk dakwah ( politik komunikasi).


2.       PENGARUH DAN PENYEBARAN KARYA SASTRA ARAB SETELAH TURUNNYA

2.1.             Al Quran di dalam Masyarakat.

Al Quran mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan dan penyebaran bahasa arab. Al-Quran merupakan pemersatu lahjah-lahjah arab dalam lahjah quraish. Juga Al-Quran merupakan bahasa arab dari kerusakan, kemusnahan, dan menjadikan kekekalan bahasa arab. Tidak hanya itu Al-Quran menjadi penyebab bahasa arab diseluruh dunia terutama pada daerah-daerah taklukan pasukan muslimin. Yang lebih penting dari itu semua Al-Quran menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya ilmu-ilmu bahasa dan sastra arab seperti, ilmu nahwy, shorof, ilmu lugoh, ilmu ulsub, balagoh dan sebagainya. Dengan lahirnya ilmu tersebut bahasa arab menjadi lebih baik, mempunyai struktur dan sistematika yang jelas, terhindar dari kerusakan laha, terutama berbaur dengan dialek azam dan perkawinan campuran (mawali).

Bahasa dan sastra alquran menjadi popular, membumi dan memasyarakat diseeluruh kabilah arab terutama pada daerah-daerah yang telah dimasuki islam. Ketika mereka membacakan puisi-puisi dan berorasi politik masyarakat saat itu sangat terpengaruh olehnya. Dengan demikian bahasa Al Quran saat itu telah mempengaruhi bangsa arab secara totalitas dalam kehidupan mereka sehari hari. Disamping itu bahasa alquran telah membudidayakan masyarakat saat itu dan menjadi bahasa mashur untuk berkomunikasi dan berinteraksi diantara mereka. Dan ketika berkarya sastra imajinasi merekapun sangat terilhami olehnya.

Al-Quran merupakan kitab bahasa dan mengadung nilai sastra yang tinggi dan memiliki bahasa yang sangat tinggi. Sehingga banyak penyair yang selalu memuja syair-syairnya dan dianggap ulama saat itu pun tersihir dan meninggalkan syairnya. Disebabkan ketakjubannya terhadap Al-quran, banyak sekali penyair meninggalkan syairnya, berhenti dari propesinya sebagai penyair dan berpindah untuk membaca Al-Quran dan menghafalkannya. Kejadian itu terjadi pada labid bin rabi’ah seorang penyair dari nasab mua’laqot yang datang kepada rasul untuk masuk islam bahkan karena keseriusannya masuk islam dan mempelajari Al-Quran ia enggan untuk bersyair lagi.

3.       KARAKTERISTIK SASTRA ARAB SETELAH TURUNNYA AL QURAN

3.1.       Bertambah halus bahasa sastra tersebut
Jika diamati keberadaan bahasa Arab pada masa jahiliah, jauh berbeda setelah turunnya Al Quran di tengah-tengah bangsa Arab. Bila bahasa Arab pada masa jahiliah masih sangat kasar didengar. Pada masa turunnya Al Quran para penyair banyak mengambil tata cara dan etika penyusunan kalimat dari kitab suci Al Quran yang telah diakui akan kehalusan dan ketinggian sastranya.
Mereka terpesona dengan kandunan Al Quran dan semakin gemar untuk membacanya dari Al Quran mereka seakan mendapat satu kekuatan dan kewibawaan, hingga terus menerus dibaca dan dihapal.

Dari kemukjizatan Al Quran itulah mereka tersadar,hingga tidak sedikit diantara mereka baik yang awam maupun kalangan penyair yang memeluk agama islam. Dari Al Quran itu pulalah para penyair banyak belajar akan seni keindahan dan kehalusan pemakaian bahasa sastranya.

3.2.       Bertambah Luas Pemakaian Bahasa Arab

Adanya perluasan daerah kaum muslim ke penjuru dunia menyebabkan adanya suatu percampuran antara bangsa Arab dan bangsa lain.secara otomatis akan membawa pengaruh besar dalam pemakaian bahasa Arab khususnya dikalangan bangsa yang masuk islam.


3.3.       Bertambah Tinggi Nilai Sastranya

Bangsa arab yang hidup di zaman jahiliyah sangat mendambakan ketinggian nilai sastra, sebeba mereka mempunyai gairah yang besar sekali terhadap yang dihasilkan oleh para penyair.

Mereka sering mengadakan perlombaan syair maupun puisi pada setiap tahun untuk menentukan syair atau puisi siapakah yang paling baik dan indah sastranya.

Untuk dapat mengalahkan keahlian mereka, dan menghindari mereka dari kesombongan, sengaja Allah menurunkan mukjizatnya berupa Al Quran sebagai standar bahasa. Adapun yang dimaksud kemukjizatan Al Quran bukan berarti melemahkan manusia, akan tetapi untuk menjelaskan kepada manusia kebenaran kitab Al Quran dan Rasul yang membawanya adalah Rasul yang benar.

Ada tiga hal dari bahasa Arab yang secara signifikan telah mendapatkan pengaruh Al-Qur'an, yaitu:
1)     Materi dan Isi Bahasa (Arab) Al-Qur'an
2)     Memperkaya kosa kata bahasa Arab
3)     Pengaruh struktur dan gaya bahasa Al-Qur'an


4.       TOKOH-TOKOH PENYAIR ISLAM

Banyak penyair-penyair di zaman jahiliyah yang memeluk agama islam, karena keyakinan yang bulat dan bahkan menjadi pembela rasul yang setia.Tidak hanya itu mereka sangat takjub dengan kehebatan qualitas Al Quran,akhirnya Al Walid pun resmi masuk islam begitu juga dengan Umar bin khattab yang awalnya sangat menentang ajaran Rasulullah kini telah masuk islam karena tertegun dan terpana ketika mendengar bacaan Al Quran. Di antara penyair tersebut adalah Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rawahah dan lain-lain. Rasulullah sangat menghargai para penyair baik dizaman jahiliyah maupun tidak. Khususnya  para penyair yang memeluk agama islam, diberi kedudukan yang besar dan layak.

4.1.       Hassan Bin Tsabit

Hassan bin Tsabit, dialah penyair yang sangat termasyhur dizaman Rasulullah. Isi dan syairnya sangat berbeda sekali sebelum ia memeluk islam. Kedatangan islam telah banyak memberi inspirasi terhadap syair-syairnya. Salah satu diantara syairnya.

و أحسن منك لم تركت عبنى
وأجمل منك لم تلد النسا ء

Yang lebih bagus dari padamu,
Tiada pernah matamu melihat.
Yang lebih cantik dari padamu,
Tiada pernah dilahirkan oleh wanita.

Kemudian dia membuat kenangan lagi setelah Rasulullah wafat

فبكى رسول الله يا عين عبرة
ولأ يعرفنك الد هر د معك يجم د
               
Biarlah meleleh air matamu,
Hai yang menangisi rasulullah
Jangan engkau perkenalkan kepada masa,
Airmu pernah kering
(Fuad Said,1984:55)


4.2.       Abdullah bin Rawahah

Ia berasal dari Bani Khazraj, Madinah dari golongan Anshar. Seorang sahabat yang piawai baca tulis dan menggubah puisi indah. Dari lidahnya yang fasih, dengan mudah untaian bait-bait syair indah mengalir lancar. Sebuah kecakapan yang langka dikalangan para sahabat kala itu. Abdullah memeluk Islam usai mengikuti peristiwa Ba’iah Aqabah Ula bersama belasan sahabat lainnya. Setahun berikutnya, ia juga mengikuti Bai'ah Aqabah Tsani bersama dengan 73 orang lainnya. Abdullah juga tercatat tak pernah ketinggalan dalam urusan jihad bersama kaum muslimin.

Suatu hari Nabi pernah bertanya kepada Abdullah bin Rawahah, apa yang ia lakukan ketika hendak mengucapkan syair. Abdullah menjawab, “Kurenungkan dulu, lalu kuucapkan.” Setelah itu Abdullah langsung memuji Nabi melalui syair-syairnya yang indah.

Selain pandai mengolah kata, Abdullah juga terkenal dengan kemampuan olah pedangnya. Tak heran ia ditunjuk menjadi panglima perang ketiga pada perang Mu’tah. Abdullah akhirnya gugur pada peristiwa itu menyusul Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib. Sambil bersimbah darah, Abdullah bin Rawahah masih sempat melantunkan sebuah syair.

“Wahai jiwaku,
Sekiranya engkau tidak gugur di medan perang, engkau tetap akan mati
Inilah merpati kematian telah menyambutmu
Apa yang engkau idam-idamkan telah engkau peroleh
Jika engkau ikuti jejak keduanya (dua pamglima sebelumnya)
Engkau beruntung sebagai panglima sejati
Jika engkau mundur pasti sengsara dan rugi.”


4.3.       Lubaid

Pada zaman jahiliyah puisi-puisinya banyak membicarakan seputar pujian (madah), mencaci atau mengejek (hijja’), bahkan banyak dari puisinya yang berisikan kebanggaan terhadap kaumnya.seperti yang terdapat dalam kutipan puisi berikut :

“Bila beberapa kabilah sedang berkumpul,maka kaumku akan menandingi mereka dalam berdebat ataupun bertanding.
Kaumku adalah pembagi yang adil,yang memberikan hak keluarganya, dan kaumku adalah sangat pemarah kepada siapapun yang merampas hak keluarganya.
Kaumku menolong dengan suka rela karena suka menolong, suka memaafkan dan suka pada suatu kemuliaan.
Kaumku berasal dari keturunan yang suka pada kemuliaan, dan bagi setiap kaum pasti mempunyai adat dan pemimpin sendiri.
Kaumku tidak pernah merusak kehormatannya dan tidak sukaa mengotori budi pekertinya, karena mereka tidak senang mengikuti hawa nafsu.
Bila keluarganya sedang tertimpa musibah mereka akan membantu,merekalah pahlawan bila keluarga sedang terserang dan merekalah yang akan menundukkan musuh.
Kaumku adalah penolong bagi siapapun yang meminta pertolongan, dan pembantu bagi janda yang tertimpa kemalanga”.

Kemudian, pada masa permulaan islam puisi-puisinya sudah banyak terpengaruh oleh gaya bahasa Al Quran dan isinya banyak mengandung ajaran-ajaran yang bernafaskan islam, dikarenakan setelah memasuki islam, Lubaid lebih tekun mempelajari ajaran-ajaran agama islam yang terkandung dalam ayat-ayat suci Al Quran, seperti dalam suatu bait-bait puisinya yang menerangkan keimannya terhadap hari kebangkitan :

الا كلّ شيئ ما خلا الله با طل
و كلّ نعيم لا محا لة زائل
و كلّ أنا س سوف تدخل بينهم
دو يهية تصفر منها الأ نا مل
و كلّ امر ئ يوما سيعلم غيبه
إذا كشفت عند الا له الحصا ئا ل

Sesungguhnya segala sesuatu selain allah pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna
Dan pada suatu saat, setiap orang pasti akan didatangi oeh maut yang memutihkan jari-jari.
Setiap orang kelak pada suatu hari pasti akan mengetahui amalannya jika telah dibuka catatannya di sisi tuhan.


4.4.       Ali bin Abi Tholib

Ali bin Abi Thalib salah satu tokoh terkenal dengan gaya pidatonya. Khalifah Al-Rayidin semuanya menghargai syair. Khalifah umar diwajtu senggang mendengarkan syair, Khalifah Ali bukan saja suka kepada syair akan tetapi dia sendiri adalah penyair besar dunia islam.

Tiga puluh tahun pertama sejak berdirinya islam telah dilalui sebagai masa penaklukan. Islam telah mendapat tempatnya dinegara-negara Arab, Syria, Palestina, Iran, Mesir, Afrika Utara.

Dua puluh lima tahun kemudian, Ali diangkat menjadi khalifah, sebelum menjadi khalifah dia memperdalam pengetahuan agama dan filsafat. Jadilah ia seorang penyair ternama, ahli pidato, pahlawan, dan ahli filosof.

أشد د حيا ز اللموت
فأ ن للموت لا قيك
ولا تجذ عمن للموت
اذا حل بو اديكا

Teguhkanlah hatimu dalam menghadapi kematian
Sesungguhnya kematian akan menjemputmu.


BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Dari uraian materi di atas dapat dipahami bahwa Al Quran memegang peranan penting dalam perkembangan kesusastraan Arab. Dimana Al Quran memberikan nuansa baru terhadap sastra arab pada saat itu yakni dengan ketinggian bahasa dan sastranya Al Quran dikagumi oleh banyak penyair maupun masyarakat awam. Sehingga, banyak diantara mereka yang tersadarkan oleh Al Quran dan kembali kepada ajaran tauhid. Sehingga, ketika mereka membuat karya sastra hati mereka selalu terpaut dengan Al Quran. Syair-syair yang dihasilkan adalah untuk kemaslahatan umat seperti lewat syair mereka berdakwah dan mengobarkan semangat para mujahidin dalam medan peran.

B.      SARAN

Penyusun merasa memili banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga, diharapkan para pembaca tidak terpaku pada materi ini saja. Sesungguhnya makalah ini dihadirkan hanyalah sebagai bahan pendamping mahasiswa dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait dengan kesusastraan Arab.


DAFTAR PUSTAKA

-        Fuad Said,H.1984.Pengantar Sastra Arab.Medan.Pustaka Babusalam.

-        Haeruddin, 2011. Materi Kuliah Kesusastraan Arab I. Makassar Universitas Hasanuddin.



-        repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1643/1/arab-khairawati.pdf
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar