Kamis, 12 Februari 2015

“ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI”

MAKALAH KESUSASTRAAN ARAB
“ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI”



OLEH

SITTI MARWAH DM
NIM  F41112255

JURUSAN SASTRA ASIA–BARAT
FAKULTAS  ILMU  BUDAYA (FIB)
UNIVERSITAS HASANUNUDDIN MAKASSAR
2013

KATA PENGANTAR

بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Alhamdulillahirabbil’Alamin…..
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena kudrat-NYAlah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan taslim tak lupa kita haturkan kepada Rasulullah SAW,  sebagai satu-satunya contoh terbaik dalam kehidupan.

Makalah ini membahas mengenai salah satu tokoh sastra pada zaman jahiliyah yaitu “ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI”
Penulis menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh dan karenanya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.

Ucapan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga dapat bermanfaat.

Makassar 23 mei 2013

SITTI MARWAH DM


BAB I

PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG


Sastra merupakan hal yang sangat digemari oleh orang Arab jahiliah, dan sastra merupakan bagian dari budaya masyarakat badui. Walaupun pada zaman jahiliah banyak sastrawan arab, tapi islam pada zaman ini memberikan pengaruh yang mendalam terhadap perkembangan sastra. Sastra dapat berupa syair, qasidah, puisi, dan sebagainya.

Puisi Arab yang paling terkenal pada zaman Jahiliyah adalah puisi-puisi al-Mu’allaqat. Dinamakan al-Mu’allaqat, karena puisi-puisi tersebut digantungkan pada dinding Kakbah. al-Mu’allaqat adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah.

Sastra jahiliah juga merupakan bagian dari budaya masyarakat badui yang sangat di gemari. Dan juga penyair pada masa ini sering berfungsi sebagai orang bijak di kalangan sukunya. Pada masa jahiliah ini yang berkembang adalah hal yang berkenaan dengan kehidupan orang badui, adat, dan sifat-sifat mereka.

Sejarah sastra Arab mencatat sepuluh penyair al-Mu'allaqat, yaitu Umru al-Qais bin Hujrin bin al-Harits al-Kindi, Zuhair bin Abi Sulma al-Muzani, an-Nabigah adz-Dzibyani, al-A'sya al-Qaisi, Lubaid bin Rabi'ah al-Amiri, Amr bin Kultsum at-Taghlibi, Tharafah bin Abdul Bakri, Antarah bin Syaddad al-Absi, al-Harits bin Hilliziah al-Bakri, dan Ummayah bin ash-Shalt. Namun dalam makalah ini kami hanya akan membahas salah satu di antaranya yaitu, Antarah bin Syaddad al-Absi.

B.      RUMUSAN MASALAH

1.       Bagaimana biografi Antarah bin Syaddad al-Absi ?
2.       Bagaimana kehidupan Antarah bin Syaddad al-Absi sebagai penyair ?
3.       Bagaimana contoh-contoh karya sastra yang telah dibuatnya ?

C.       TUJUAN KEPENULISAN

  •    Sebagai tugas pengganti final mata kuliah kesusastraan arab,
  •       Menjalankan salah satu kewajiban sebagai seorang mahasiswa,
  •       Menjalankan tugas yang diberikan oleh dosen

D.      MANFAAT KEPENULISAN

1.       Sebagai bahan pembelajaran pengganti final
2.       Dapat mengetahui kehidupan salah satu tokoh penyair pra islam
3.       Dapat mengetahui contoh syair-syair arab pra islam

BAB II

PEMBAHASAN


A.      SIAPAKAH   ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI ITU ?


Antarah bin syaddad al-absi adalah seorang penyair yang dilahirkan dari ayah seorang bangsawan Absi dan ibu dari kalangan budak Habsyi. Ia mewarisi kulit hitam dari ibunya, sehingga orang mengira ia bukan berdarah Arab, bibirnya terbelah (memble) seperti ibunya, sehingga orang sering memanggilnya dengan julukan Antarah al-Falha'u yaitu "Antarah si bibir memble".

Dalam adat-istiadat Jahiliyyah, anak yang terlahir dari ibu seorang budak, tidak akan mendapatkan pengakuan dari sang ayah, kecuali dia dapat memiliki sifat mulia berupa kedermawanan dan keberanian.

Oleh karena itu, ayah penyair ini tidak mau mengakuinya sebagai anak kandung, bahkan menganggapnya sebagai seorang budak yang dapat disuruh untuk mengembala ternak. Perlakuan ayahnya itu, telah membuat hati penyair ini sangat tertekan. Bahkan pamannya sendiri telah ikut menghalangi puteri yang bernama Ablah untuk bercinta dengannya, sebab pamannya menganggap bahwa tidaklah pantas mengawinkan puterinya dengan seorang anak budak

Tekanan-tekanan psikologis itu telah membuatnya keras terhadap semua orang, bahkan terhadap ayahnya sendiri. Kebenciaannya terhadap sang ayah, terlihat ketika ayahnya memerintahkannya untuk berperang melawan musuh yang datang menyerbu, mendengar ajakan ayahnya itu, ia berkata:

"Sesungguhnya seorang budak tidaklah layak untuk berperang, tetapi hanya layak untuk menjaga ternah dan memerah susu saja".

Ucapan Antarah tersebut dirasakan oleh ayahnya sebagai penderitaan batin seorang anak, maka setelah mendengar ucapannya itu, akhirnya sang ayah mengakuinya sebagai anak, dengan berkata: "Berperanglah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah seorang yang merdeka (bukan lagi seorang budak)". Dan sejak saat itu nama nasab orang tuanya selalu diikutkan dengan nama asli penyair ini. Dan sejak itu pula nama penyair ini selalu disebut orang dalam segala macam pertempuran.

Keberanian Antarah mengilhami keberanian orang Arab dalam berperang di dalam maupun di luar jazirah Arab, seperti ketika melawan Romawi, Ethopia, Iran, Perancis, Afrika Utara, dan Andalus melawan tentara Salib. Bahkan dengan namanya yang agak terdengar angker, penyair ini lebih dikenal sebagai seorang pahlawan yang amat ditakuti oleh lawan-lawannya. Sehingga pribadi penyair ini, kelak pada masa Daulat Fatimiyyah, sering diagungkan dengan penulisan kisah kepahlawanan yang dinisbatkan kepada pribadi penyair ini.

B.      KEHIDUPAN  ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI SEBAGAI PENYAIR


Pada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penayir ulung, tetapi untungnya sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya dikumpulkan dalam mu'allaqadnya yang sangat panjang.

Adapun penyebab yang mendorongnya untuk mencipatakan mu'allaqadnya adalah bahwa pada suatu hari penyair ini diejek orang di majelis ayahnya setelah diakuinya sebagai anak oleh ayahnya, di mana ia diejek dari keturunan ibunya yang merupakan seorang budak, sehingga membuatnya marah dan berkata:

"إنى لاحضر البأس واوفى المغنم واعفّ عند المسئلة واجود بما ملكت يدى وأفصّل الخطة والصّماء, قال له الرجل : "أنا أشعر منك" قال: "ستعلم ذلك"

"Aku adalah seorang yang gemar menghadiri pertempuran, aku adalah orang yang paling adil, dan aku tidak pernah meminta dan aku selalu dermawan dengan yang kumiliki dan aku adalah pembuka jalan buntu. Orang yang menejeknya berkata: "Aku lebih fasih dalam berpuisi daripada kamu". Lalu Antarah berkata: "Akan kamu lihat kelak kefasihanku!"

Sejak saat itu, Antarah mulai merangkum kasidah mu'allaqadnya yang mengisahkan percintaan dengan kekasihnya yang bernama Ablah. Selain itu, ia juga mengisahkan tentang keberanian dan keagungan dirinya dalam medan pertempuran.

Para ahli sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah sati bait puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah seorang yang baik bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi, jika ia diganggu, maka ia akan membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup orang yang menggangunya.

C.       CONTOH-CONTOH SYAIR  ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI


اثنى عليّ بما علمت فإننى  ¤  سمح مخالفتى اذا لم اظلم
واذا أظلمت فإنى ظلمى باسل  ¤  مرّ مذاقته كطعم العلقم

"Pujilah aku (wahai kekasihku) dari apa yang kamu ketahui dari kelakuan baikku. Sesungguhnya aku adalah seorang yang lemah lembut bila tidak dizalimi oleh siapa pun"
"Namun, jika aku dizalimi oleh seseorang, maka aku akan membalasnya dengan balasan yang lebih keras dari kezalimannya"

Selain itu penyair ini mempunyai sifat dermawan kepada siapa pun, karena sifat inilah yang paling disukai oleh bangsa Arab dan selalu dibanggakan. Dalam hal ini penyair ini menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang sangat dermawan dan suka menolong orang lain walaupun itu dalam keadaan yang tidak sadar, seperti dalam keadaan mabuk, yang mana biasanya dalam keadaan seperti itu tidak mungkin seorang akan berlaku baik ataupun berderma. Namun, penyair ini masih tetap bisa melakukan kebaikan dan berderma walaupun dalam keadaan mabuk, hal itu dapat dilihat dari bait puisinya di bawah ini :

فإذا شربت فإننى مستهلك  ¤  مالى وعرضى وافر لم يكلم
وإذا صحوت فما أقصّر عن ندى  ¤  وكما علمت شمائلى وتكرّمى

"Jika aku sedang minum arak, maka aku akan menghabiskan seluruh hartaku untuk menjamu kawan-kawanku, dan hal itu tidak akan merusak kehormatanku"

"Dan jika aku telah sadar dari mabukku, maka aku akan menghamburkan hartaku untuk berderma, sebagaimana telah kamu ketahui akan budi perkerti baikku ini (berbanggalah wahai kekasihku dengan segala budi pekertiku seperti ini)"

Walaupun Antarah mempunyai sifat yang kerasn dan tegas namun, ia masih tetap bisa melakukan kebaikan dan berderma walaupun dalam keadaan mabuk, hal itu dapat dilihat dari bait puisinya di bawah ini :

فإذا شربت فإننى مستهلك # مالى وعرضى وافر لم يكلم
وإذا صحوت فما أقصّر عن ندى # وكما علمت شمائلى وتكرّمى

"Jika aku sedang minum arak, maka aku akan menghabiskan seluruh hartaku untuk menjamu kawan-kawanku, dan hal itu tidak akan merusak kehormatanku"

"Dan jika aku telah sadar dari mabukku, maka aku akan menghamburkan hartaku untuk berderma, sebagaimana telah kamu ketahui akan budi perkerti baikku ini (berbanggalah wahai kekasihku dengan segala budi pekertiku seperti ini)".

Antarah selain terkenal sebagai penyair ulung, juga terkenal sebagai seorang pahlawan yang gagah berani di medan peperangan. Gambaran akan kegagahannya dalam berperang dapat dilihat dalam bait puisi di bawah ini :

هلاّ سألت الخيل ياابنة ملك  ¤  إن كنت جاهلة بما لم تعلمى
إذ لا أزال على رحالة سابح  ¤  نهد تعاوره الكماة مكلّم
طورا يجرّد للطّعان وتارة  ¤  يأوى إلى حصد القسىّ عرمرم
يخبرك من شهد الوقيعة أنّنى  ¤  اغشى الوغى واعفّ عند المغنم
ومدجّج كره الكماة نزاله  ¤  لا ممعن هربا ولا مستسلم
جادت له كفّى بعاجل طعنة  ¤  بمثقّف صدق الكعوب مقوّم
فشككت بالرّمح الأصمّ ثيابه  ¤  ليس الكريم على القنا بمحرّمفتركته جزر السّباع ينشنه  ¤  يقضمن حسن بنائه والمعصم

"Wahai puteri Malik, tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku di medan peperangan, jika engkau  tidak tahu?"

"Tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku ketika aku sedang berada di atas kuda yang dilukai oleh musuh?"

"Ada kalanya aku bawa kuda itu untuk menyerang musuh, namun adakalanya aku membawa kudaku untuk bergabung dengan pasukan yang banyak"

"Jika kamu bertanya tentang diriku pada orang yang hadir dalam peperangan itu, maka mereka akan memberitahukan kepadamu bahwa aku adalah orang yang selalu maju (berada di depan) dalam setiap peperangan dan aku orang yang tidak tamak dalam pembagian rampasan perang"

"Adakalanya ada ksatria yang berani dan sangat ditakuti oleh musuhnya dan tidak mau menyerah"

"Namun tanganku buru-buru menerkamnya dengan tusukan tombak yang kuat"

"Dan ketika ksatria itu aku tusuk dengan tombak yang keras, yang dapat menembus baju jirahnya. Dan orang bangsawan pun tidak mustahil untuk terbunuh"

"Setelah ksatria itu terbunuh, maka aku tinggalkan begitu saja agar menjadi santapan binatang buas yang akan menghancurkan jari tangan dan lengannya yang bagus itu"

Pada bait syair ini Antarah mengisahkan kegagahannya dalam berperang, semangat dalam berperang yang luar biasa dan tidak pantang menyerah. Gambaran bait dalam syair diatas yang berwarna kuning, bahwa antarah sesosok ksatria yang begitu kejam terhadap musuhnya, ia tidak akan membiarkan musuhnya dalam keadaan hidup, kekejamannya membuat ia sangat ditakuti musuhnya.

Para ahli sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah satu bait puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah seorang yang baik bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi, jika ia diganggu, maka ia akan membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup orang yang menggangunya.


BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN


Antarah bin syaddad al-absi adalah seorang penyair yang dilahirkan dari ayah seorang bangsawan Absi dan ibu dari kalangan budak Habsyi. Ia mewarisi kulit hitam dari ibunya, sehingga orang mengira ia bukan berdarah Arab, bibirnya terbelah (memble) seperti ibunya, sehingga orang sering memanggilnya dengan julukan Antarah al-Falha'u yaitu "Antarah si bibir memble".

Pada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penayir ulung, tetapi untungnya sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi.

penyebab yang mendorongnya untuk mencipatakan mu'allaqadnya adalah bahwa pada suatu hari penyair ini diejek orang di majelis ayahnya setelah diakuinya sebagai anak oleh ayahnya, di mana ia diejek dari keturunan ibunya yang merupakan seorang budak, sehingga membuatnya marah.

B.      SARAN


Dalam pembuatan makalah ini, tentunya kami sebagai hamba yang tak luput dari kekhilafan meminta masukan dan kritikan, karena tentu masih sangat jauh dari apa yang di harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya.. insya Allah. . . . aamiin…


DAFTAR PUSTAKA

-      Catatan Seorang Santri Kampung


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar