MAKALAH
KESUSASTRAAN ARAB
“ANTARAH BIN
SYADDAD AL-ABSI”
OLEH
SITTI MARWAH
DM
NIM F41112255
JURUSAN
SASTRA ASIA–BARAT
FAKULTAS ILMU
BUDAYA (FIB)
UNIVERSITAS
HASANUNUDDIN MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillahirabbil’Alamin…..
Puji syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT karena kudrat-NYAlah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan taslim tak lupa
kita haturkan kepada Rasulullah SAW,
sebagai satu-satunya contoh terbaik dalam kehidupan.
Makalah ini membahas mengenai
salah satu tokoh sastra pada zaman jahiliyah yaitu “ANTARAH BIN SYADDAD
AL-ABSI”
Penulis menyadari tentunya
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh dan karenanya
kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Ucapan terimakasih kepada
segenap pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga dapat bermanfaat.
Makassar 23 mei 2013
SITTI MARWAH DM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sastra
merupakan hal yang sangat digemari oleh orang Arab jahiliah, dan sastra
merupakan bagian dari budaya masyarakat badui. Walaupun pada zaman jahiliah
banyak sastrawan arab, tapi islam pada zaman ini memberikan pengaruh yang
mendalam terhadap perkembangan sastra. Sastra dapat berupa syair, qasidah,
puisi, dan sebagainya.
Puisi Arab
yang paling terkenal pada zaman Jahiliyah adalah puisi-puisi al-Mu’allaqat.
Dinamakan al-Mu’allaqat, karena puisi-puisi tersebut digantungkan pada dinding
Kakbah. al-Mu’allaqat adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh
para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian
Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa
Jahiliyah.
Sastra
jahiliah juga merupakan bagian dari budaya masyarakat badui yang sangat di
gemari. Dan juga penyair pada masa ini sering berfungsi sebagai orang bijak di
kalangan sukunya. Pada masa jahiliah ini yang berkembang adalah hal yang
berkenaan dengan kehidupan orang badui, adat, dan sifat-sifat mereka.
Sejarah
sastra Arab mencatat sepuluh penyair al-Mu'allaqat, yaitu Umru al-Qais bin
Hujrin bin al-Harits al-Kindi, Zuhair bin Abi Sulma al-Muzani, an-Nabigah
adz-Dzibyani, al-A'sya al-Qaisi, Lubaid bin Rabi'ah al-Amiri, Amr bin Kultsum
at-Taghlibi, Tharafah bin Abdul Bakri, Antarah bin Syaddad al-Absi, al-Harits
bin Hilliziah al-Bakri, dan Ummayah bin ash-Shalt. Namun dalam makalah ini kami
hanya akan membahas salah satu di antaranya yaitu, Antarah bin Syaddad al-Absi.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana biografi Antarah bin
Syaddad al-Absi ?
2.
Bagaimana
kehidupan Antarah bin Syaddad al-Absi sebagai penyair ?
3. Bagaimana contoh-contoh karya
sastra yang telah dibuatnya ?
C. TUJUAN
KEPENULISAN
- Sebagai
tugas pengganti final mata kuliah kesusastraan arab,
- Menjalankan
salah satu kewajiban sebagai seorang mahasiswa,
- Menjalankan
tugas yang diberikan oleh dosen
D. MANFAAT
KEPENULISAN
1. Sebagai bahan pembelajaran
pengganti final
2.
Dapat
mengetahui kehidupan salah satu tokoh penyair pra islam
3. Dapat mengetahui contoh
syair-syair arab pra islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIAPAKAH ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI ITU ?
Antarah bin
syaddad al-absi adalah seorang penyair yang dilahirkan dari ayah seorang
bangsawan Absi dan ibu dari kalangan budak Habsyi. Ia mewarisi kulit hitam dari
ibunya, sehingga orang mengira ia bukan berdarah Arab, bibirnya terbelah
(memble) seperti ibunya, sehingga orang sering memanggilnya dengan julukan
Antarah al-Falha'u yaitu "Antarah si bibir memble".
Dalam
adat-istiadat Jahiliyyah, anak yang terlahir dari ibu seorang budak, tidak akan
mendapatkan pengakuan dari sang ayah, kecuali dia dapat memiliki sifat mulia
berupa kedermawanan dan keberanian.
Oleh karena
itu, ayah penyair ini tidak mau mengakuinya sebagai anak kandung, bahkan
menganggapnya sebagai seorang budak yang dapat disuruh untuk mengembala ternak.
Perlakuan ayahnya itu, telah membuat hati penyair ini sangat tertekan. Bahkan
pamannya sendiri telah ikut menghalangi puteri yang bernama Ablah untuk
bercinta dengannya, sebab pamannya menganggap bahwa tidaklah pantas mengawinkan
puterinya dengan seorang anak budak
Tekanan-tekanan
psikologis itu telah membuatnya keras terhadap semua orang, bahkan terhadap
ayahnya sendiri. Kebenciaannya terhadap sang ayah, terlihat ketika ayahnya
memerintahkannya untuk berperang melawan musuh yang datang menyerbu, mendengar
ajakan ayahnya itu, ia berkata:
"Sesungguhnya
seorang budak tidaklah layak untuk berperang, tetapi hanya layak untuk menjaga
ternah dan memerah susu saja".
Ucapan
Antarah tersebut dirasakan oleh ayahnya sebagai penderitaan batin seorang anak,
maka setelah mendengar ucapannya itu, akhirnya sang ayah mengakuinya sebagai
anak, dengan berkata: "Berperanglah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah
seorang yang merdeka (bukan lagi seorang budak)". Dan sejak saat itu nama
nasab orang tuanya selalu diikutkan dengan nama asli penyair ini. Dan sejak itu
pula nama penyair ini selalu disebut orang dalam segala macam pertempuran.
Keberanian
Antarah mengilhami keberanian orang Arab dalam berperang di dalam maupun di
luar jazirah Arab, seperti ketika melawan Romawi, Ethopia, Iran, Perancis,
Afrika Utara, dan Andalus melawan tentara Salib. Bahkan dengan namanya yang
agak terdengar angker, penyair ini lebih dikenal sebagai seorang pahlawan yang
amat ditakuti oleh lawan-lawannya. Sehingga pribadi penyair ini, kelak pada
masa Daulat Fatimiyyah, sering diagungkan dengan penulisan kisah kepahlawanan
yang dinisbatkan kepada pribadi penyair ini.
B. KEHIDUPAN ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI SEBAGAI PENYAIR
Pada mulanya
penyair ini tidak terkenal sebagai penayir ulung, tetapi untungnya sejak muda
penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang
mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya
dikumpulkan dalam mu'allaqadnya yang sangat panjang.
Adapun
penyebab yang mendorongnya untuk mencipatakan mu'allaqadnya adalah bahwa pada
suatu hari penyair ini diejek orang di majelis ayahnya setelah diakuinya
sebagai anak oleh ayahnya, di mana ia diejek dari keturunan ibunya yang
merupakan seorang budak, sehingga membuatnya marah dan berkata:
"إنى لاحضر البأس واوفى المغنم واعفّ عند المسئلة واجود بما ملكت يدى
وأفصّل الخطة والصّماء, قال له الرجل : "أنا أشعر منك" قال: "ستعلم
ذلك"
"Aku
adalah seorang yang gemar menghadiri pertempuran, aku adalah orang yang paling
adil, dan aku tidak pernah meminta dan aku selalu dermawan dengan yang kumiliki
dan aku adalah pembuka jalan buntu. Orang yang menejeknya berkata: "Aku
lebih fasih dalam berpuisi daripada kamu". Lalu Antarah berkata:
"Akan kamu lihat kelak kefasihanku!"
Sejak saat
itu, Antarah mulai merangkum kasidah mu'allaqadnya yang mengisahkan percintaan
dengan kekasihnya yang bernama Ablah. Selain itu, ia juga mengisahkan tentang
keberanian dan keagungan dirinya dalam medan pertempuran.
Para ahli
sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam
menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah sati
bait puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah
seorang yang baik bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi,
jika ia diganggu, maka ia akan membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan
yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup orang yang menggangunya.
C. CONTOH-CONTOH
SYAIR ANTARAH BIN SYADDAD AL-ABSI
اثنى عليّ بما علمت فإننى
¤ سمح مخالفتى اذا لم اظلم
واذا أظلمت فإنى ظلمى باسل
¤ مرّ مذاقته كطعم العلقم
"Pujilah
aku (wahai kekasihku) dari apa yang kamu ketahui dari kelakuan baikku.
Sesungguhnya aku adalah seorang yang lemah lembut bila tidak dizalimi oleh
siapa pun"
"Namun,
jika aku dizalimi oleh seseorang, maka aku akan membalasnya dengan balasan yang
lebih keras dari kezalimannya"
Selain itu
penyair ini mempunyai sifat dermawan kepada siapa pun, karena sifat inilah yang
paling disukai oleh bangsa Arab dan selalu dibanggakan. Dalam hal ini penyair
ini menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang sangat dermawan dan suka
menolong orang lain walaupun itu dalam keadaan yang tidak sadar, seperti dalam
keadaan mabuk, yang mana biasanya dalam keadaan seperti itu tidak mungkin seorang
akan berlaku baik ataupun berderma. Namun, penyair ini masih tetap bisa
melakukan kebaikan dan berderma walaupun dalam keadaan mabuk, hal itu dapat
dilihat dari bait puisinya di bawah ini :
فإذا شربت فإننى مستهلك ¤ مالى
وعرضى وافر لم يكلم
وإذا صحوت فما أقصّر عن ندى ¤ وكما
علمت شمائلى وتكرّمى
"Jika
aku sedang minum arak, maka aku akan menghabiskan seluruh hartaku untuk menjamu
kawan-kawanku, dan hal itu tidak akan merusak kehormatanku"
"Dan
jika aku telah sadar dari mabukku, maka aku akan menghamburkan hartaku untuk
berderma, sebagaimana telah kamu ketahui akan budi perkerti baikku ini
(berbanggalah wahai kekasihku dengan segala budi pekertiku seperti ini)"
Walaupun
Antarah mempunyai sifat yang kerasn dan tegas namun, ia masih tetap bisa
melakukan kebaikan dan berderma walaupun dalam keadaan mabuk, hal itu dapat
dilihat dari bait puisinya di bawah ini :
فإذا شربت فإننى مستهلك # مالى وعرضى وافر لم يكلم
وإذا صحوت فما أقصّر عن ندى # وكما علمت شمائلى وتكرّمى
"Jika
aku sedang minum arak, maka aku akan menghabiskan seluruh hartaku untuk menjamu
kawan-kawanku, dan hal itu tidak akan merusak kehormatanku"
"Dan
jika aku telah sadar dari mabukku, maka aku akan menghamburkan hartaku untuk
berderma, sebagaimana telah kamu ketahui akan budi perkerti baikku ini
(berbanggalah wahai kekasihku dengan segala budi pekertiku seperti ini)".
Antarah
selain terkenal sebagai penyair ulung, juga terkenal sebagai seorang pahlawan
yang gagah berani di medan peperangan. Gambaran akan kegagahannya dalam
berperang dapat dilihat dalam bait puisi di bawah ini :
هلاّ سألت الخيل ياابنة ملك ¤ إن
كنت جاهلة بما لم تعلمى
إذ لا أزال على رحالة سابح
¤ نهد تعاوره الكماة مكلّم
طورا يجرّد للطّعان وتارة ¤ يأوى
إلى حصد القسىّ عرمرم
يخبرك من شهد الوقيعة أنّنى ¤ اغشى
الوغى واعفّ عند المغنم
ومدجّج كره الكماة نزاله ¤ لا
ممعن هربا ولا مستسلم
جادت له كفّى بعاجل طعنة ¤
بمثقّف صدق الكعوب مقوّم
فشككت بالرّمح الأصمّ ثيابه ¤ ليس
الكريم على القنا بمحرّمفتركته جزر السّباع ينشنه
¤ يقضمن حسن بنائه والمعصم
"Wahai puteri Malik,
tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku di medan peperangan,
jika engkau tidak tahu?"
"Tidakkah engkau tanyakan
kepada ksatria itu tentang diriku ketika aku sedang berada di atas kuda yang
dilukai oleh musuh?"
"Ada kalanya aku bawa kuda
itu untuk menyerang musuh, namun adakalanya aku membawa kudaku untuk bergabung
dengan pasukan yang banyak"
"Jika kamu bertanya tentang
diriku pada orang yang hadir dalam peperangan itu, maka mereka akan
memberitahukan kepadamu bahwa aku adalah orang yang selalu maju (berada di
depan) dalam setiap peperangan dan aku orang yang tidak tamak dalam pembagian
rampasan perang"
"Adakalanya ada ksatria yang
berani dan sangat ditakuti oleh musuhnya dan tidak mau menyerah"
"Namun tanganku buru-buru
menerkamnya dengan tusukan tombak yang kuat"
"Dan ketika ksatria itu aku
tusuk dengan tombak yang keras, yang dapat menembus baju jirahnya. Dan orang
bangsawan pun tidak mustahil untuk terbunuh"
"Setelah ksatria itu
terbunuh, maka aku tinggalkan begitu saja agar menjadi santapan binatang buas
yang akan menghancurkan jari tangan dan lengannya yang bagus itu"
Pada bait
syair ini Antarah mengisahkan kegagahannya dalam berperang, semangat dalam
berperang yang luar biasa dan tidak pantang menyerah. Gambaran bait dalam syair
diatas yang berwarna kuning, bahwa antarah sesosok ksatria yang begitu kejam
terhadap musuhnya, ia tidak akan membiarkan musuhnya dalam keadaan hidup,
kekejamannya membuat ia sangat ditakuti musuhnya.
Para ahli
sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam
menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah satu
bait puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah
seorang yang baik bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi,
jika ia diganggu, maka ia akan membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan
yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup orang yang menggangunya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Antarah bin
syaddad al-absi adalah seorang penyair yang dilahirkan dari ayah seorang
bangsawan Absi dan ibu dari kalangan budak Habsyi. Ia mewarisi kulit hitam dari
ibunya, sehingga orang mengira ia bukan berdarah Arab, bibirnya terbelah
(memble) seperti ibunya, sehingga orang sering memanggilnya dengan julukan
Antarah al-Falha'u yaitu "Antarah si bibir memble".
Pada mulanya
penyair ini tidak terkenal sebagai penayir ulung, tetapi untungnya sejak muda
penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi.
penyebab
yang mendorongnya untuk mencipatakan mu'allaqadnya adalah bahwa pada suatu hari
penyair ini diejek orang di majelis ayahnya setelah diakuinya sebagai anak oleh
ayahnya, di mana ia diejek dari keturunan ibunya yang merupakan seorang budak,
sehingga membuatnya marah.
B. SARAN
Dalam
pembuatan makalah ini, tentunya kami sebagai hamba yang tak luput dari
kekhilafan meminta masukan dan kritikan, karena tentu masih sangat jauh dari
apa yang di harapkan.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya.. insya Allah. . . . aamiin…
DAFTAR PUSTAKA
- Catatan Seorang Santri Kampung