“IDEOLOGI-TUGAS
& TANGGUNG JAWAB ILMUWAN & SENIMAN ISLAM”
OLEH
KELOMPOK
IV
SITTI MARWAH
DM
RISKA
DAMAYANTI
MARTINA
MUH.SABIR
TAUFIK
HIDAYAT
LAODE MUH.
MASHUDI
JURUSAN
SASTRA ASIA-BARAT
FAKULTAS
ILMU BUDAYA ( FIB )
UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR 2013
Alhamdulillahirabbil’Alamin…..
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas kudrat dan iradah-NYAlah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan taslim tak lupa kita haturkan
kepada Rasulullah SAW, sebagai
satu-satunya contoh terbaik dalam kehidupan.
Makalah ini membahas mengenai IDEOLOGI dan
membahas pula tentang TUGAS & TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN ISLAM.
Penulis menyadari tentunya dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh dan karenanya kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Ucapan terimakasih kepada segenap pihak yang
telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga
dapat bermanfaat.
Makassar
24 April 2013
Kelompok IV
Mabda’ (Ideologi) adalah suatu aqidah aqliyah
yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada
sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada
sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Mencakup dua bagian yaitu,
fikrah dan thariqah.
Namun seiring dengan kemajuan zaman, Pemahaman
tentang ideology banyak salah di tafsirkan oleh para intelek-intelek yang
bertujuan ingin merubah pemahaman-pemahan orang lain, sehingga terjadilah
perbedaan persepsi yang tak sedikit menimbulkan perdebatan.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat
yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka
inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu
keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen
(keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis
seseorang,maka akan semakin tinggi komitmennya untuk melaksanakannya.
Allah
SWT menulis dengan jelas dalam surah Al- Mudattsir ayat 38.Artinya: “Setiap
orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya” (Qs. Al-Mudatsir:38).
Dari
kontek ayat ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala
potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah
SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia
akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai
pengemban amanah Allah SWT.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas ideology dan tugas serta tanggung jawab intelektual dan seniman mislim,
1.
Apakah ideology itu ?
2.
Apa sajakah ideology yg ada di dunia ?
3.
Apa tugas dan tanggung-jawab seorang ilmuwan muslim ?
4.
Apa tugas dan tanggung-jawab seorang seniman muslim ?
1.
Menjalankan tugas yang merupakan Kewajiban Mahasiswa
2.
Tugas Kelompok mata kuliah pendidikan agama islam
3.
Bahan Diskusi kelompok
1.
Mengetahui devinisi ideologi
2.
Dapat membedakan 3 (tiga) ideology besar di dunia
3.
Mengetahui tugas dan tanggung-jawab ilmuwan dan seniman muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
Ideologi berasal dari bahasa yunani
dan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu edios yang artinya gagasan
atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 (tahun 1796) untuk mendefinisikan sains tentang
ide.
secara etimologis adalah mashdar dari kata bada’a-yabda- bad’an
wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran
mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang ).[dalam Al-Mausu’ah
al-Falsafiyah, entry al-Mabda’].
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah
pemikiran yang mencakup konsep mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode
untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga
pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain
dan metode untuk menyebarkannya.
Dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari
konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai
Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Suatu paham dapat disebut ideology
apabila memiliki :


Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka
yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme,
Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama,
masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang
ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan
diemban oleh individu-individu dalam masyarakat.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan komunisme
berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT
(hukum syara’).
inti pemikiran : perekonomian individu
fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan
perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
system pemerintahan : demokrasi.
a.
Fiqroh dari
kapitalisme adalah sekularisme ,yaitu memahami bahwa ALLAH sebagai pencipta
namun dlm pelaksaan kehidupan manusia menjalankan sesuai kehendaknya. dalam
arti lain menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus
diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.,,
b.
Thoriqoh dari
kapitalisme adalah Liberal, yaitu, segala sesuatu yang ditempuh untuk mencapai
fiqroh di lakukan secara bebas sesuai keinginan individu masing-masing, tanpa
ada tolok ukur hehalal atau keharamannya.
inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas
dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
a.
Fiqroh ideology
komunis adalah materialisme, dimana
bahwa segala sesuatu berasal dari materi, tak ada yg menciptakan,
b.
Thoriqoh ideology
ini adalah sosialisme yaitu kolektifitas
(kebersamaan) bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan
bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik
serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan
oleh Negara.
a.
Fiqroh ideology
islam adalah syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada tunah selain ALLAH dan
Muhammad rasul ALLAH.
b.
Thoriqoh ideology
islam adalah AL-Qur’an dan As-Sunnah
Ideology Islam berSumber
pada Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Menjadi landasannya. Dasar
kepemimpinannya La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan
kehidupan). Kesesuaian dengan fitrah: Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi,
segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT lewat wahyu-Nya. Pembuat
hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia berfungsi menggali fakta
dan memahami hukum dari wahyu. menggali hukum dari Al Qur‟an dan As Sunnah. Tolok ukur: Halal dan haram.
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang
telah dilakukannya”
(Qs. Al-Mudatsir:38)
1.
Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah :
a.
orang yang ahli
b.
orang yang banyak
pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
c.
orang yang
berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
d.
orang yang
bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.
2.
Menurut Webster
Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam kegiatan sistematis untuk
memperoleh pengetahuan ( ilmu )
3.
Ensiklopedia
Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya
dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.
1.
Banyak ilmuwan
muslim yang tidak memiliki komitmen terhadap agama Islam.
Ilmuwan tersebut menghabiskan hari-harinya dan bahkan hidupnya
untuk mempelajari dan mengkaji ilmu yang disenangi, menarik hati dan mungkin
pula memperoleh ketenaran serta mendapatkan bnyak uang, tapi tidak berminat
atau kurang sekali minatnya untuk mengkaji Islam (Al-Quran dan Sunnah) yang
berkaitan dengan ilmu yang digelutinyaOleh
karena itu, tidaklah mengherankan ketika mendapati ayat-ayat Al-Quran atau
Hadits yang tidak sesuai dengan jalan pikiran atau ilmu yang dikuasai, maka
ayat dan hadits tersebut ditolak atau paling tidak diragukan kebenarannya.
Sebaliknya, paham atau konsep yang jelas-jelas bertentangan dan tidak dapat
dibandingkan dengan Islam seperti feminisme, sekularisme, humanisme,
liberalisme, postmodernisme, pluralisme dsb.
2.
Banyak ilmuwan
muslim yang berpikir dengan metode/cara berpikir orang barat yang kafir.
Mereka memisahkan antara agama dan akhirat, antara ilmu dan
perilaku, antara ilmu dan etika, antara agama dan ilmu, antara individu dan
masyarakat nantara agama dengan sosial atau negara. Hal ini disebabkan karena
mereka asal ikut saja terhadap pendapat yang dikatakan oleh pakar dari barat.
Akibatnya mereka tidak akan dapat melebihi orang barat. Mereka akan selalu
tergantung dengan barat serta pola berpikirnya. Apa-apa yang tidak sesuai
dengan cara berpikir orang barat akan dikritik, diragukan atau bahkan ditolak.
3.
Banyak ilmuwan yang tidak paham sejarah barat dan sejarah
pemikiran orang-orang besar.
4.
Banyak ilmuwan muslim tidak paham konsep pandangan dunia
(worldview), asumsi hakikat manusia maupun nilai-nilai sosial budaya barat
5.
Akhirnya banyak ilmuwan muslim yang tidak peduli apakah ilmu yang
digelutinya ini benar/salah, sesuai dengan ajaran Islam/tidak.
Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu
sekurang-kurangnya berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya,
dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan
yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang
ditekuninya.
tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang
ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu
“ Ilmu
Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu
Pengetahuan Buta “
seorang
ilmuwan harus mempunyai beberapa syarat, diantaranya :
1.
Beriman
2.
Menyadari bahwa
dirinya makhluk terbatas yang masih ,membutuhkan dzat yg tak terbatas
3.
mengakui
tilmuawan lain
4.
Kejujuran
ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu
Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.
5.
Peran dan Fungsi
Ilmuwan
·
Sebagai
intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan dialognya yang
kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yang intensif dan
sensitif.
·
Sebagai ilmuwan,
dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada
kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya.
·
Sebagai teknikus,
dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument yang tersedia dalam
disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat
ilmunya, sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat.
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk
kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif,
atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran,
seni tari, sastra, film dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan
nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni
mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam
batas-batas yang diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang
berarti kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni
secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau
mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni
merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi
manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan
Apakah
keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek),
ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda
tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
1.
Teori Obyektif
dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada
suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang mengamatinya.
Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
2.
Teori Subyektif
yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada
hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si pengamat.
Secara
redaksional, memang tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yg membicarakan tentang
hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat
menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif Islam.
Berikut ini ayat yang relevan dengan
teori subyektif atau teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari
perasaan manusia. Allah berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا
ۗ لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ
وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ
وَحِينَ تَسْرَحُونَ
Artinya :
“ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak
untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat,
dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya,
ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke
tempat penggembalaan “ ( QS. An Nahl : 5 – 6 )
BAB III
PENUTUP




Sebagai
pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga memiliki moral dan tanggung
jawab dalam bersikap maupun bertindak. Supaya pembelajar dapat menjadi contoh
bagi pemelajar dengan menunjukkan moral yang baik sesuai ajaran agama dan
ideologi, bertanggung jawab terhadap ilmu yang disampaikan serta
memberi manfaat bagi pemelajar maupun masyarakat,.
-
Ideology-wikipedia bahasa Indonesia
-
Thenhyun-tanggung jawab ilmuwan dan seniman Rabu, 02 Januari 2013