Sabtu, 21 Februari 2015

~Tak Seperti Dahulu~


Kau, kini bukan lagi pena yang bisa ku titip kata
Bukan lagi kanvas, yang aku bisa menyiratkan lukisan
Semua kata, kini telah hancur; padanannya tak menapak
Semua gambar kini telah lebur; tinta itu bagai semburat beracun...

Tak lagi ku dapati dirimu yang dulu             
Gegara kaprahmu yang tak terdefinisi logika; lebih dari pada nista
Canda dan bahak legam ditelan gaung
Tak ada pundakmu lagi; pun aku terdiam bersama isak

Sejatinya mentarimu kini telah redup
Sinarnya memudar diderai buliran  hujan
Sengatnya karam diterpa gelegar

Kau, tak lagi ku rasa hangat
Tak lagi ku rasa sepaham
Tak lagi ku rasa hidup
Tak ada ketentraman mengisi ruang hati
Hanya risih mengusik relung
Kini, adanya dirimu di pelupukku bukanlah suatu nyata
Bukan keindahan yang dulu pernah kita ukir bersama
Bahkan untuk sebatas fatamorganapun tidak

Lelangkahku gontai terjungkal-jungkal
Terhenyak mengetahui ronamu yang bahkan tiada binar
Dengan sangat teliti kau tikam belati bermata dusta
Gelegar tawamu, menyaksikanku bersimbah luka

Aku menyaksikan, malaikat tak lagi mencemburui kita
Lantas ku ajukan sebuah pinta
Tolong, aku ingin menghapus semua tentangmu

Cukup ingatkan nama dan rupamu, agar tahu untuk tak kembali menyentuhmu
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar