Entah mengawali lembaran keberapa kisah
persaudaraan ini dimulai. Kisahnya memang saat itu tak terasa, karena
ketidaksengajaan. Lebih tepatnya sih, Allah mempertemukan dengan naskah yang
masih mengabu dalam kisah hidup kami. Yah, karena boleh dikatakan tidak terlalu
istimewa namun value dari masterpiece yang sama-sama kami
kenali dengan sebutan “ukhuwah” itu tak tergantikan. “Ah, lebih baik
katakan saja ‘pertemuan sederhana’, tapi memberi efek luar biasa.”
Bertemu dalam lingkaran yang aku tak pernah
sadari bahwa ia kan hadir mewarnai hariku. Saat dirinya dengan penuh
kehangatannya memintaku untuk tetap berada di mesjid kampus menunggui redahnya
hujan.
Lalu, berganti hari, bulan, dan tahun
menemani pertemuan tersebut walau harus bertolak ke arah yang berbeda,
kebersamaan memang selalu ada. Atas dasar kesibukan yang kerap kali menjamah
diri-diri ini, sehingga pada tiap pertemuan sejenak serasa menjadi pertemuan
terindah. Bahkan melahirkan banyak orang mengagumi gaya kami. Karena
hubungan ini membuncahkan rindu yang mengait jejalinan harap. Hubungan yang
selalu membawa pada haru, membawa pada saling menguatkan satu dengan yang lain.