
Ada rasa sesal
yang mulai menyeruak akhir-akhir ini. Memprotesi diri karena luka yang tak
kunjung sembuh. Mungkin seharusnya sejak awal ia berpinta untuk tidak menjumpai
seseorang yang telah menyisakan luka yang menganga. Walau detik selanjutnya, ia
mencoba menepis hal itu untuk melayarkan sisi positif ditiap perjumpaannya.
Tapi, tetap saja luka itu perih, meski telah terbalut perban dengan rapat.
Karena ia ingin berlari dengan kakinya sendiri. Mengurai senyum untuk mengejar
sesuatu yang belum terlihat jelas. Merangkai mimpi-mimpi yang belum utuh, pun
menenun asa yang sempat terurai. Lalu, menikmati setiap suka dan duka yang akan
disuguhkan dari langkah-langkahnya yang sempoyongan. "Karena jatuh,
untuk bangkit."